Perbedaan Batu Bata dan Batako

Perbedaan Batu Bata dan Batako

Perbedaan Batu Bata dan Batako – Batu bata merah pertama telah dibuat manusia sejak 8000 SM. Hal ini juga didukung dengan ditemukannya reruntuhan bangunan dari masa peradaban Babilonia dari bahan ini yang diperkirakan didirikan pada sekitar 4000 SM. Pemanfaatan batu bata merah sebagai bahan bangunan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia, batu bata merah sudah ada dan digunakan masyarakat sejak jaman nenek moyang.

Ini dapat dibuktikan dengan keberadaan candi-candi menggunakan bahan batu bata, yang kebanyakan dijumpai di wilayah Jawa Timur dan didirikan pada era Kerajaan Majapahit pada 1293-1500 M. Masih belum ada catatan sejarah yang menelusuri bagaimana batu bata bisa dikenal oleh masyarakat Indonesia. Diperkirakan bahwa ketrampilan membuat batu bata mungkin dipelajari dari para pedagang India, Tiongkok, dan Gujarat yang berinteraksi dengan masyarakat sekitar di masa itu.

Perbedaan Batu Bata dan Batako

Sedangkan batako yang juga dikenal dengan nama concrete block, juga menyimpan kisah panjang. Material beton sebagai asal mula batako diperkirakan telah digunakan masyarakat kuno sejak awal abad 1 SM. Bangsa Romawi Kuno menggunakan beton alami dari campuran kapur, pasir dan abu vulkanik, batu-batu kecil dan air sebagai struktur dasar bangunan bersejarah Pantheon dan Colosseum. https://www.ardeaservis.com/

Di masa modern, sebuah rumah bermaterial batako pertama kali didirikan tahun 1837 di Staten Island, Amerika Serikat. Setelah ditemukannya semen Portland di Inggris tahun 1824, sebuah perusahaan bernama Frear Stone Manufacturing, Co. di Chicago, mulai membuat batako dengan potongan dekoratif pada tahun 1868. Sejak tahun inilah batako dibuat secara massal dengan bantuan mesin dan disebarkan ke seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, batako awalnya dikenal sejak akhir 1980-an sebagai bahan bangunan alternatif pengganti batu bata. https://www.ardeaservis.com/

Proses Pembuatan Batu Bata dan Batako

Batu Bata

Kita mengetahui dua cara pembuatan batu bata, yakni secara manual dan otomatis. Hingga saat ini masih ada sekelompok masyarakat pedesaan yang memproduksi batu bata secara manual dan telah menjadi industri rumahan yang diwariskan secara turun temurun. Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:

  • Tanah liat dihaluskan menggunakan cangkul dan disiram air. Kemudian diinjak-injak sampai menjadi lempung dan siap untuk dicetak;
  • Sebelum dicetak, sedikit abu ditambahkan di media cetak batu bata, agar batu bata tidak lengket setelah kering;
  • Batu bata dikeringkan di bawah gubuk terbuka untuk menghindari paparan sinar matahari langsung dan hujan. Tahap ini memerlukan waktu selama 1 minggu agar batu bata basah benar-benar kering;
  • Setelah kering, batu bata dimasukkan ke tungku pembakaran berbahan bakar kayu dan sekam padi. Satu tungku pembakaran biasanya dapat menampung 50 ribu batu bata. Proses pembakaran memerlukan waktu 5-8 hari nonstop.

Selain cara manual di atas, cara otomatis juga telah mulai diterapkan. Melalui bantuan mesin cetak bata merah otomatis akan mampu dihasilkan sekitar 2500 batu bata per jam. Meski demikian, batu bata yang dicetak dengan cara ini tetap harus melalui proses pembakaran seperti pada pembuatan batu bata merah secara manual di atas. Saat ini mesin cetak bata merah otomatis ditawarkan dengan harga Rp 19 juta per unit.

Batako

Sama dengan batu bata, sekarang ini batako juga diproduksi oleh industri kecil yang dimiliki masyarakat umum dan industri skala besar. Batako buatan industri kecil biasanya dibuat secara manual, dan proses pembuatannya adalah:

  • Bahan baku yang perlu disiapkan adalah pasir, semen Portland, dan air dengan perbandingan pasir : semen Portland antara 7:1 sampai dengan 12:1;
  • Campuran pasir dan semen Portland kemudian diaduk, lalu dipercikkan air saat adonan sudah rata. Campuran terus diaduk, bila tidak pecah artinya campuran sudah siap untuk dicetak;
  • Alat pencetak manual terbuat dari kayu dengan lempeng dan baut pengikat. Setelah alat pencetak siap, adonan dimasukkan ke dalamnya sedikit demi sedikit. Setelah itu, adonan dipadatkan dengan lempeng besi.
  • Adonan dalam pencetak dipindahkan ke tempat pengeringan. Kemudian alat pencetak dilepaskan dengan cara mengetuk-ngetuk sudut cetakan, mengendorkan baut, dan melepas plat ring di atas adonan batako. Adonan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di pondok terbuka dan terhindar dari panas matahari langsung. Proses pengeringan biasanya memakan waktu satu hari. Lalu, air dipercikkan setiap pagi hingga batako benar-benar mengeras.

Batako juga bisa diproduksi secara otomatis menggunakan mesin cetak batako yang saat ini ditawarkan dengan harga Rp 12 juta sampai Rp 15 juta per unit. 

Kelebihan dan Kekurangan Batu Bata dan Batako

Batu Bata

Kelebihan:

  • Lebih tahan lama dan lebih kuat dibandingkan batako berkat adanya pembakaran dalam proses pembuatannya.
  • Lebih mudah diangkut karena ukuran batu bata tidak besar.
  • Mudah dipasang, siapapun bisa memasang batu bata tanpa pengetahuan khusus.
  • Batu bata lebih mampu menyesuaikan diri dengan suhu di luar rumah, sehingga suhu ruangan akan lebih nyaman.
  • Tahan api.
  • Pemasangan batu bata tidak memerlukan perekat khusus.
  • Jarang terjadi retak rambut pada dinding yang terbuat dari batu bata.

Kekurangan:

  • Membutuhkan lebih banyak campuran semen dan pasir untuk merekatkannya. Ketebalan semen setidaknya 2 cm untuk menempel batu bata.
  • Pemasangan batu bata membutuhkan waktu lebih lama karena ukuran batu bata lebih kecil daripada batako. Selain itu, batu bata perlu direndam terlebih dahulu sebelum dipasang, sehingga semakin banyak waktu yang terbuang. 
  • Batu bata kurang cocok sebagai material rumah dua lantai ke atas, karena akan membebani kolom sebagai struktur utamanya. 
  • Untuk membuat tampilan dinding batu bata ekspos diperlukan batu bata jenis khusus, karena permukaan batu bata biasa umumnya kasar dan gampang pecah.
Perbedaan Batu Bata dan Batako

Batako

Kelebihan:

  • Ukuran batako cenderung sama dan dapat dipotong lebih rapi daripada batu bata merah.
  • Batako berukuran lebih besar, sehingga waktu pemasangannya lebih singkat daripada waktu yang dibutuhkan untuk memasang batu bata.
  • Lebih kedap air sehingga membantu mencegah masuknya air hujan melalui dinding rumah.
  • Lebih ringan daripada batu bata berkat adanya rongga di dalamnya, sehingga ideal sebagai material rumah dua lantai atau bangunan lain yang berstruktur kolom.
  • Tidak perlu direndam sebelum dipasang.

Kekurangan:

  • Rongga di tengah batako juga mengakibatkan dinding batako lebih rentan mengalami retak rambut.
  • Kekuatannya lebih rendah daripada batu bata sehingga kurang cocok untuk rumah satu lantai yang menggunakan dinding sebagai elemen struktur.
  • Batako cenderung menyerap panas, sehingga suhu ruangan akan menjadi panas di musim kemarau.

Harga dan Ukuran

Sekarang ini batu bata merah yang ditawarkan biasanya berukuran panjang 17-23 cm, lebar 7-11 cm, dan tebal 3-5 cm. Diperlukan sekitar 70-80 buah batu bata yang masing-masing berukuran 23 x 17 x 5 cm untuk membangun dinding seluas 1 meter persegi. Harga batu bata merah di pasaran saat ini adalah Rp 400 per buah untuk batu bata merah biasa (dibakar di tungku tradisional menggunakan sekam padi), dan Rp 850 per buah untuk batu bata merah oven (dibakar/ dikeringkan dengan oven tanah liat).

Sedangkan batako di pasaran biasanya berukuran 10 x 20 x 40 cm, dan dibutuhkan sekitar 20 buah batako untuk membuat dinding dengan luas 1 meter persegi. Sekarang ini sudah ditawarkan beberapa jenis batako dengan harga yang beragam, yakni Rp 3500 per buah untuk batako putih, Rp 3300 per buah untuk batako press, dan Rp 3100 per buah untuk batako semen.